Sabtu, 12 November 2016

Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif



A.   Paragraf Deduktif

Paragraf Deduktif adalah sebuah paragraf yang kalimat utamanya diletakkan di awal paragraf. Paragraf ini dikembangkan cengan pola umum - khusus. Diawali dengan pernyataan yang bersifat umum kemudian dilengkapi dan diperjelas dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus.
Ciri-ciri paragraf deduktif :
1.     Kalimat utama berada di awal atau di depan kalimat.
2.     Disusun dengan pola umum - khusus.

Contoh paragraf deduktif :
Indonesia beragam suku dan budaya. Indonesia dikenal dengan negara seribu pulau. Dengan banyaknya pulau di Indonesia, Indonesia melahirkan banyaknya suku yang tersusun dari Sabang hingga Merauke. Setiap suku mempunyai budaya sendiri yang menjadikan khas dari daerah tersebut. Mulai dari kesenian hingga rumah adat, semua itu menjadi ragam budaya Indonesia.

B.   Paragraf Induktif

Paragraf Induktif adalah sebuah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada bagian akhir paragraf. Dalam paragraf ini kalimat-kalimat disusun dengan pola khusus-umum, yaitu diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh, rician khusus maupun bukti-bukti yang kemudian disimpulkan atau digenaralisasikan ke dalam satu kalimat pada akhir paragraf. Inti paragraf bisa berupa kesimpulan.

Ciri-ciri paragraf induktif :
1.     Penyajiannya diawali dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama.
2.     Dikembangkan dengan pola khusus – umum.
3.     Bagian akhir merupakan kesimpulan.

Contoh paragraf induktif :
Dengan membuang sampah sembarangan maka lingkungan akan terlihat kotor. Lingkungan yang kotor dapat menyebarkan penyakit. Sediakanlah tempat sampah agar dapat membuang sampah pada tempatnya. Membuang sampah secara sembarangan dapat mengakibatkan banjir. maka dari itu, janganlah membuang sampah secara sembarangan.

Kamis, 10 November 2016

Task 2 "Simple Present Tense & Simple Past Tense"



Simple Present Tense
1.     (+) He lives in Batam
(-) He doesn’t live in Batam
(?) Does he live in Batam?

2.     (+) She gives me a bouquet of roses
(-) She doesn’t give me a bouquet of roses
(?) Does she give me a bouquet of roses
3.     (+) She likes your dress
(-) She doesn’t like your dress
(?) Does she like your dress?

4.     (+) We go to swimming pool every Friday
(-) We don’t go to swimming pool every Friday
(?) Do we go to swimming pool every Friday?

Simple Past Tense
1.     (+) She went to the library last night
(-) She didn’t go to the library last night
(?) Did she go to the library last night?

2.     (+) I studied English yesterday
(-) I didn’t study English yesterday
(?) Did I study English yesterday?

3.     (+) I bought shoes in the mall last week
(-) I didn’t buy shoes in the mall last week
(?) Did I buy shoes in the mall last week?

4.     (+) My grandmother passed away six years ago
(-) My grandmother did not pass away six years ago
(?) Did my grandmother pass away six years ago?

Task 1 "Bussiness Letter"




PT. PODOMORO LAND
Tole Iskandar, No. 1 Depok
(021) 77215582

Depok, October 16th, 2016
Number : 001/PL/2016

To.
General Manager
PT. Konstruksi
Margonda Raya
Depok, Jawa Barat

Subject : Partnership proposal 

Dear General Manager PT. Konstruksi,
We would like to take this opportunity to introduce our company. We are PT. Podomoro Land, a private company engaged in the construction filed in Indonesia. Along with this letter, We intend to offer cooperation to build housing or homes with Go Green concept, which located in Akses UI road, Kelapa Dua, Depok. Related to this, we invite you to discuss more on this cooperation. This meeting will be held on:
Day/date             : Monday/October 24th, 2016
Time                      : 11.00 A.M – 13.00 P.M
Place                     : Cafe Millan Pizza, Margonda Raya, Depok
 
We For further information, please do not hesitate to contact Ms. Andini Yulia (08123456789 or andini@gmail.com).  We would be grateful if you could accept this proposal and hope it can be sustained into the mutually beneficial cooperation.
Looking forward to meeting you soon.

Sincerely Yours,               

Secretary
PT. Podomoro Land

Rabu, 09 November 2016

Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contohnya



Pengertian
Kalimat Efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti orang lain.

Syarat-syarat Kalimat Efektif :
1.     Tepat mewakili pikiran pembicara atau penulis.
2.     Mengemukakan pemahaman yang sama antarapemikiran pembicara atau penulis dengan yang dipikirkan pendengar atau pembicaranya.

Ciri-ciri Kalimat Efektif dan Contohnya :
1.     Kesepadanan
·        Mengandung umsur gramatikal S+P+O+K
Contohnya :
Ø Saatnya pemenang kejuaraan badminton dapat penghargaan di lapangan (tidak efektif)
Ø Pemenang kejuaraan badminton mendapat penghargaan di lapangan (efektif)
·        Tidak menjamakkan subjek
Contohnya :
Ø Aksi panggung mereka tadi malam dihadiri oleh artis terkenal lainnya (tidak efektif)
Ø Dalam aksi panggung tadi malam, mereka dihadiri oleh artis terkenal lainnya (efektif)
2.     Kesejajaran
·        Kesamaan bentuk kata atau imbuhan pada satu kalimat
Contohnya :
Ø Barang-barang dipindahkan ke tenda dengan warga setempat membantu korban banjir (tidakefektif)
Ø Warga setempat membantu korban banjir dengan memindahkan barang-barang ke tenda (efektif)
3.     Ketegasan
Memberikan penekanan dalam suatu kalimat dengan cara :
·        Meletakkan kata yang ingin ditonjolkan di depan kalimat
Contohnya :
Ø Ibu menginginkan agar saya dan adik-adik saya dapat menjadi anak yang berbakti (tidak efektif)
Ø Inginan ibu adalah agar saya dan adik-adik saya dapat menjadi anak yang berbakti (efektif)
·        Membuat urutan yang bertahap
Contohnya :
Ø Sudah sejauh lima belas meter, sepuluh meter atau mungkin sudah dua puluh meter dari muara sungai, tim evakuasi tetap tidak menemukan korban banjir yang hilang (tidak efektif)
Ø Sudah sejauh sepuluh meter, lima belas meter atau mungkin sudah dua puluh meter dari muara sungai, tim evakuasi tetap tidak menemukan korban banjir yang hilang (efektif)
·        Melakukan pengulangan kata
Contohnya :
Ø Anak itu rajin, anak itu berbakti kepada orang tua (tidak efektif)
Ø Anak itu rajin dan berbakti kepada orang tua (efektif)
·      Menggunakan partikel -lah, -pun, -kah
Contohnya :
Ø Apa benar tadi malam terjadi pemadaman lampu di depok ? (tidak efektif)
Ø Benarkah tadi malam terjadi pemadaman lampu di depok ? (efektif)
4.     Kehematan
·      Tidak menggunakan kata atau frasa yang tidak diperlukan
Contohnya :
Ø Disaat pagi hari ayah membaca koran, disaat pagi hari ayah meminum kopi (tidak efektif)
Ø Disaat pagi hari ayah membaca koran dan meminum kopi (efektif)
5.     Kecermatan
·       Tidak memberikan makna ganda
Contohnya :
Ø Kemarin dia datang untuk memberi tahu (tidak efektif)
Ø Kemarin dia datang untuk memberi sebuah tahu (efektif)
6.     Kepaduan
·      Tidak bertele-tele dan langsung pada inti kalimat
Contohnya :
Ø Diberi tahukan kepada seluruh siswa dan siswi smp 6 diwajibkan upacara pada hari senin (tidak efektif)
Ø Diberi tahukan kepada siswa dan siswi smp 6 diwajibkan upacara pada hari senin (efektif)
7.     Kelogisan
·      Unsur-unsur dalam kalimat harus berdasarkan logika dan nyata
Contohnya :
Ø Mereka berhasil memanjat gunung
Ø Mereka berhasil mendaki gunung

Selasa, 25 Oktober 2016

Ragam Bahasa



RAGAM BAHASA

Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).

Ragam bahasa dapat timbul karena adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan, yaitu :
1.    Variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu
2.     Variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.

Ragam bahasa berdasarkan media, dibedakan menjadi :

1.     Ragam lisan
Ragam bahasa lisan adalah sutu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap (organ of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata bahasa, kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Karena dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pembicaraan dapat mengatur tinggi rendah suara atau tekanan yang dikeluarkan, mimik atau ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide dari sang pembicara.

Contoh ragam lisan, meliputi :
a.     Ragam bahasa cakapan
b.     Ragam bahasa pidato
c.      Ragam bahasa kuliah
d.     Ragam bahasa panggung

Ciri-ciri ragam lisan :
Ø Memerlukan orang kedua atau teman berbicara
Ø Tergantung kondisi, ruang dan waktu
Ø Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi dan bahasa tubuh
Ø Berlangsung cepat

Contohnya :
“Saya sudah baca buku itu”.

2.     Ragam tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memnfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis ini, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan pemilihan kosa kata. Karena dalam ragam bahasa tulis ini kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide kita.

Contoh ragam bahasa tulis, meliputi :
a.     Ragam bahasa teknis
b.     Ragam bahasa undang-undang
c.      Ragam bahasa catatan
d.     Ragam bahasa surat

Ciri-ciri ragam tulis :
Ø Tidak memerlukan orang kedua atau teman bicara
Ø Tidak tergantung kondisi, ruang, dan waktu
Ø Harus memperhatikan unsur gramatikal
Ø Berlangsung lambat
Ø Selalu memakai alat bantu
Ø Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
Ø Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh, mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.

Contohnya :
“Saya sudah membaca buku itu”.


Ragam bahasa berdasarkan situasi, dibedakan menjadi :

1.     Ragam bahasa resmi
Bahasa resmi biasanya menggunakan tata bahasa yang baik (sesuai EYD), lugas, sopan, menggunakan bahasa yang baku, baik itu dalam bahasa lisan maupun tertulis. Ragam bahasa ini biasanya digunakan dalam acara-acara formal seperti pidato kenegaraan, rapat, di dalam undang-undang dan wacana teknis, atau pada saat berbicara kepada orang yang kita hormati.

2.     Ragam bahasa tidak resmi
Ciri-ciri bahasa tidak resmi adalah kebalikan dari bahasa resmi. Biasanya digunakan oleh orang-orang yang sudah akrab, seperti antara teman dekat, antara orang tua dengan anak, atau kepada kerabat dekat lainnya. Ragam bahasa tidak resmi ini tidak terkait dengan aturan apapun, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang biasa mereka gunakan sehari-hari, bahkan kadang hanya mereka yang mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.

3.     Ragam bahasa akrab
Penggunaan kalimat-kalimat pendekmerupakan ciri ragam bahasa akrab. Kalimat-kalimat pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa nonverbal seperti anggukan kepala, gerakan kaki dan gerakan tangan, dan ekspresi wajah.

4.     Ragam bahasa berkonsultasi
Ketika kita mengunjungi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan adalah ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan, melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi.


Sumber :

Senin, 20 Juni 2016

Tugas 4_SS_Kepailitan



KEPAILITAN

Pengertian Kepailitan

Pengertian dari bangkrut atau pailit menurut Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan antara lain, keadaan dimana seseorang yang oleh suatu pengadilan dinyatakan bankrupt dan yang aktivanya atau warisannya telah diperuntukkan untuk membayar utang-utangnya. Sedangkan, kepailitan menurut UU Kepailitan diartikan sebagai sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Syarat dan Putusan Kepailitan

Bilamana suatu perusahaan dapat dikatakan pailit, menurut UU Kepailitan adalah jika suatu perusahaan memenuhi syarat-syarat yuridis kepailitan. Syarat-syarat tersebut menurut Pasal 2 UU Kepailitan meliputi adanya debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan. Kreditor dalam hal ini adalah kreditor baik konkuren, kreditor separatis maupun kreditor preferen. Sedangkan utang yang telah jatuh waktu berarti kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu penagihan sesuai perjanjian ataupun karena putusan pengadilan, arbiter atau majelis arbitrase.
Permohonan pailit menurut UU Kepailitan dapat diajukan oleh debitor, satu atau lebih kreditor, jaksa, Bank Indonesia, Perusahaan Efek atau Perusahaan Asuransi.

Faktor yang membuat persahaan pailit

Tidak sedikit perusahaan yang yang baru berjalan beberapa tahun tiba-tiba gulung tikar karena mengalami kebangkrutan. Tidak jarang juga ada perusahaan besar yang tanda diduga mengalami kebangkrutan. Tentu saja Anda sebagai pengusaha tidak ingin mengalami hal yang sama. Untuk mencegah hal ini, ada beberapa faktor yang membuat perusahaan bangkrut yang harus Anda perhatikan. Faktor-faktornya antara lain :

1.      Tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen
Tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen mungkin merupakan salah satu faktor yang jika diabaikan dapat berakibat fatal. Seperti yang kita tahu, banyak yang berpendapat bahwa konsumen adalah raja. Perumpamaan ini tentu saja tidak dibuat tanpa alasan. Sebagai sebuah perusahaan, tujuan yang harus dicapai selain tentunya mendapatkan keuntungan adalah melayani para konsumen. Kita harus memanjakan konsumen dengan cara mengetahui kebutuhannya, melayani konsumen sebaik-baiknya, mendengarkan aspirasi, kritik, dan sarannya, serta terus mengembangkan dan mencari cara untuk membuat konsumen menjadi setia dengan produk kita. Apabila melewatkan satu langkah saja, konsumen bisa jadi berhenti menggunakan produk dari Anda. Sekali saja melakukan kesalahan seperti tidak dapat menangkap kebutuhan konsumen, hal ini akan menjadi keuntungan bagi perusahaan kompetitor Anda karena kemungkinan besar konsumen akan pergi dan beralih ke perusahaan lain. Jadi, daripada harus melihat konsumen pergi ke lain pihak, lebih baik Anda melakukan usaha terbaik demi mempertahankan konsumen, terutama yang sudah menjadi pelanggan setia.

2.      Terlalu fokus pada pengembangan produk
Fokus terhadap pengembangan produk merupakan hal yang baik dan harus dipertahankan, namun apa jadinya jika Anda terlalu fokus terhadap hal tersebut? Poin nomor satu di atas (tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen) merupakan salah satu akibatnya. Anda juga akan kehilangan kepekaan terhadap apa yang terjadi di dalam perusahaan, situasi di luar, dan lain-lain. Ketika terlalu berfokus pada satu hal, kemungkinan besar Anda akan mengenyampingkan hal-hal lainnya dan hal ini akan membahayakan perusahaan. Ketika terlalu fokus untuk mengembangkan produk-produk, Anda bisa saja melewatkan banyak hal. Mungkin Anda tidak akan tahu apabila ada karyawan yang sering tidak masuk kerja tanpa alasan yang kuat dan jelas atau tidak mengerjakan tugasnya dengan baik. Bisa jadi Anda juga tidak tahu apabila orang-orang tertentu di perusahaan Anda melakukan korupsi atau kegiatan lain yang dapat merugikan perusahaan. Dalam keadaan seperti ini, Anda akan seperti kehilangan kontrol terhadap perusahaan. Selain timbulnya masalah-masalah yang bersumber dari dalam perusahaan, bisa saja muncul masalah lain dari luar seperti harga dolar yang naik dan tidak memperhatikan atau hilangnya konsumen-konsumen Anda yang ternyata beralih ke perusahaan lain.

3.      Ketakutan yang berlebihan
Ketakutan akan bangkrut, ketakutan akan rugi, ketakutan akan tidak dapatnya melayani konsumen, ketakutan akan  ketidakmampuan mengatasi masalah yang terjadi, semuanya itu wajar asal masih dalam porsinya masing-masing. Rasa takut akan membuat Anda menjadi lebih siaga dan bersikap prefentif. Namun, apabila ketakutan itu sudah melebihi batas normal, Anda harus mulai waspada karena ketakutan akan membawa kehancuran itu sendiri.  Ketika takut secara berlebihan, Anda juga akan menjadi ragu untuk mengambil resiko dan akibatnya Anda akan membuang semua kesempatan yang  pada awalnya terlihat di depan mata. Anda akan menjadi pesimis dan hanya melihat sisi negatif dari hal-hal yang ada. Anda akan lebih sering mempertimbangkan resiko daripada melihat seberapa besar peluang yang ada. Hal ini tentu berbahaya karena kebanyakan kesempatan tidak datang dua kali. Anda juga dapat menjadi orang yang dipertanyakan kredibilitasnya apabila terus terjebak di dalam ketakutan yang berlebihan. Bahkan, Anda bisa saja tanpa sadar membuat peraturan-peraturan aneh untuk pegawai-pegawai yang sebenarnya tidak perlu. Hal seperti ini akan membuat pegawai tidak lagi segan dan hormat kepada Anda. Apabila Anda masih tidak bisa mengatasi rasa takut yang berlebihan itu, mungkin lebih baik berhenti menjadi pengusaha dan mencari orang lain yang dapat mengisi posisi Anda tersebut.

4.      Berhenti melakukan inovasi
Apakah Anda pernah mendengar bagaimana Kodak, perusahaan yang menjadi pelopor kamera di Amerika Serikat, jatuh bangkrut? Perusahaan legendaris ini mengajukan perlindungan pailit sebagai akibat tidak mampunya mengikuti era digital. Kodak tidak lagi bisa menarik perhatian konsumennya karena kalah dengan perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi kamera digital. Ironis, bukan? Anda, sebagai seorang pengusaha, tentu tidak perlu mengalami hal yang sama. Inovasi merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap pengusaha. Tanpa inovasi, produk-produk yang dijual lama kelamaan akan menjadi membosankan bagi masyarakat yang menjadi target pasar Anda. Perusahaan-perusahaan besar, mulai dari perusahaan mobil, minuman, makanan, hingga barang elektronik secara rutin melakukan inovasi dan menghasilkan produk-produk baru. Produk baru akan selalu mengundang perhatian dan minat dari konsumen di luar sana. Apabila perusahaan bergerak di bidang jasa, Anda tetap dapat melakukan inovasi seperti menambah pilihan-pilihan pelayanan yang dapat membuat konsumen merasa senang.

5.      Kurang mengamati pergerakan kompetitor
Kurang mengamati pergerakan dari kompetitor akan menyebabkan Anda kalah bersaing dan tertinggal jauh di belakang. Anda harus tetap memperhatikan langkah-langkah yang dilakukan oleh kompetitor. Apabila kompetitor meluncurkan berbagai strategi marketing yang ternyata sukses besar, Anda tidak boleh kalah. Anda harus segera menyusun strategi baru yang dapat membuat perhatian konsumen kembali beralih kepada perusahaan Anda. Dengan begitu, paling tidak posisi Anda akan seimbang dengan kompetitor. Namun, bayangkan apabila Anda lengah dan tidak mengamati segala bentuk pergerakan kompetitor? Anda akan seperti ketinggalan zaman. Anda hanya akan jalan di tempat sementara kompetitor sudah berlari meninggalkan garis start.

6.      Harga yang terlalu mahal 
Beberapa orang percaya bahwa harga yang mahal akan membuat produk Anda tampak lebih bagus dan lebih mewah dari aslinya. Memang, apalagi jika kualitas barang Anda memang bagus dan barang sudah memiliki merek yang dikenal dunia. Namun, apa jadinya jika ada perusahaan baru yang mengeluarkan produk yang mirip dengan barang Anda dan menjualnya jauh lebih murah? Beberapa konsumen kaya memang mungkin akan tetap memilih barang Anda karena harganya yang mahal menjadi kebanggaan sendiri bagi mereka, namun ketika Anda hanya diminati oleh konsumen-konsumen tingkat menengah ke atas, kompetitor Anda telah menarik perhatian semua kalangan, dari kalangan menengah ke bawah hingga menengah ke atas. Mungkin saja Anda tidak bangkrut, namun pendapatan akan menurun secara drastis.

Contoh perusahaan yang mengalami kepailitan

Batavia Air dinyatakan pailit sejak tanggal 30 Januari 2013 atas surat putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No.77/pailit/2012/PN.NIAGA.JKT.PST. Akibatnya, Batavia Air berhenti beroperasi sejak tanggal 31 Januari 2013. Kepailitan ini disebabkan oleh permohonan pengajuan pailit Batavia Air oleh salah satu krediturnya, yaitu ILFC, lantaran utang Batavia Air terhadap ILFC yang telah jatuh tempo pada 13 Desember 2012 sebesar US$ 4.68 juta. Permohonan pailit itu diajukan oleh ILFC kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 20 Desember 2012. Selain dari ILFC, Batavia Air juga memiliki utang dari Sierra Leasing Limited (SLL). Utang Batavia Air kepada SLL adalah sebesar US$ 4.94 juta dan jatuh tempo pada 13 Desember 2012 juga.

Sumber :